BERKISAH MASA LALU
* Patahan Gorong-gorong air beton di Kegiatan PSCP Pusat
.........................
Lalu
bincang bincang singkat dengan mas Yudhi anak Madiun Dolopo yang ternyata
pernah ikut latihan Psht dilarang sama ibunya, kemudian ikut beberapa perguruan
yang lain tetep di larang, akhirnya beliau tanpa ijin ikut latihan Pscp di
Madiun selama 6 bulan baru ngomong dan itupun ketika ibunya bertanya beliau
jawab saja ikut latihan pencak silat Cempaka Putih yang pusatnya di Penekan
Magetan! Eh diijinin, singkat kisah jadi warga sudah mas Yudhinya tahun 2002.
Jadi
beliau ada 4 tahun nan setelah aku juga jadi warga Pscp, nyusul juga disyahkan,
ia di syahkan di padepokan pusat sebagi bagian dari keluarga besar pencak silat
Cempaka Putih Wiro Yudho Wicaksono!. Jadi beliau adik seperguruanku
hehehehehe…!.
“Dan
sejak Pscp masuk desaku, tawuran liar dan mabuk mabukan ndak ada lagi, jadi
lurah dan masyarakat nyengkuyung kami untuk semakin mengembangkan Pscp di
Madiun mas!” kisa mas Yudhi lebih lanjut.
“ya
begitulah mas, setelah latihan cempaka putih itu-anak anak kampung saya jadi
tertib baik baik ndak ada lagi drop dropan tawuran mendem mendeman!”.
Kami
juga sempat tukar cerita tentang kasus 2008 saat rombongan truk truk bermuatan
anak anak muda yang di duga oknum pesilat dari perguruan sedulur tua Pscp yang berpakaian sipil menyerang padepokan
Lembah Lawu saat diadakan wisuda Warga baru, dan sang Dwija Wagiman keluar
padepokan merapal mantram macan sewu langsung kabur ngacir saja semua rombongan
penyerbu meninggalkan bumi panekan!.
Juga
kisah kisah konyol lucu lainnya sepanjang perbincangan di temani teh hangat
buatan Yanto punya yang uenak tenan pokoknya wakakakakaka!, kisah konyol dan
lucu membahas tentang mas Yudhi yang mengisi liburan jauh jauh datang ke
pedalaman Kalimantan timur.
“tenen
mas, nek gak nde dulur cepe gak mungkin aku tekan kene heheheheh”, ya
begitulah, seorang Yudhi Setiawan, pemuda Madiun yang kini menjadi pegawai RSUD
Kab. Ponorogo itu mengakui betapa perguruan dan keluarga besar Pscp telah
memberi pengalaman pahit, manis, asam asin yang mendewasakannya, padahal
usianya masih muda, seusia adikku ragil, si Rhino, 27 tahun!.
GEMERICIK
MAHAKAM MENYAPA
Setelah
berbasa basi saling mengenalkan diri, kami bermain sebentar ke pelabuhan Melak,
melihat kapal kapal motor yang bongkar muat di Mahakan Ulu, juga kesibukan para
penumpang yang akan bertolak ke Samarinda sebentar lagi. Itupun setelah sowan
sesepuh dari Wonogiri untuk meminta restu, diantar Yanto pastinya!
Udara
di atas sungai terbesar bumi Borneo mendung, semilir angin utara berkesiung
menerpa dedaunan dan pohon pohon di sepanjang tepian sungai yang memanjang
hingga Samarinda!. Rumah rumah apung Nampak ikut surut.
Senja
itu air Mahakam surut setengah lebih dari saat ia pasang, namun kapal kapal
pontoon pengangkut batubara masih bisa melintas karena kedalaman airnya!.
Alirannya Nampak jernih saat aku basuh tanganku di tepian dek pelabuhan! Ya
seakan gemericik Mahakam menyapa saudara kami dari jawa atas kedatangannya
berkunjung ke Kutai Barat, pedalaman kaltim nun di ujung pulau Borneo!.
Beberapa
kali ambil foto foto dengan Nokon Coolpix L22 pinjaman dari adikku Rhino yang
kerja di bagian Potter Bandara sepinggan Balikpapan!. Udara beranjak sejuk, aku
tawarkan mas Yudhi pulang milir ke Samarinda naik kapal motor, ndak bisa mas,
jawabnya nyengir, karena harus mengejar jadwal pesawaat dan juga harus bertemu
warga warga senior Pscp Samarinda dan Balikpapan sebagai patok pancer
perjuangan keluarga besar pencak silat Cempaka Putih di Kalimantan Timur
tercinta!!!!.
BERPISAH
Kami
berpisah, sempat aku serahkan sabuk putih polos untuk anak anak yang entar
malem latiahan di Redjo Basuki, “jual aja separoh harga Yan, uangnya buat kas
latiahan, beli air, atau lampu”
“ok
mas thx….kami ntar malam juga akan menghubungi seluruh warga senior dan siswa
agar merapat ke Redjo Basuki, kita semua pengen ibukota Kubar kita kuasai, biar
Redjo Basuki jadi pilot project perjuangan pencak silat Cempaka Putih”
Aku
undur duluan, aku jabat tangan mas Yudhi dan Yanto, berpisah, kembali ke
kontrakan Melak, siap untuk kerja malam, udara mulai benar benar mendung
bercampur sejuk saat semilir angin menerpa wajahku yang memacu motor!.
Special
note:
@
thx beribu kali matur nuwun sembah bhakti atas bukti bhakti mas Yudhi
Setiawan warga Purwa 2002 dari Madiun, Jawa Timur yang telah jauh jauh
meninggalkan kampung halaman guna nyengkuyung mendukung mensuport perjuangan
keluarga besar pencak silat Cempaka Putih Kutai Barat Kalimantan Timur, jangan
kapok bozz……ntar dateng lagi ke Kubar yaahh…….dapat salam nih dari dulur2
kampung Redjo Basuki Barong Tongkok Kutai Barat, Kaltim buat njenengan!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar