Selasa, 12 September 2017

Menjenguk Cakrawala

BERKISAH MASA LALU


* Patahan Gorong-gorong air beton di Kegiatan PSCP Pusat

 .........................
Lalu bincang bincang singkat dengan mas Yudhi anak Madiun Dolopo yang ternyata pernah ikut latihan Psht dilarang sama ibunya, kemudian ikut beberapa perguruan yang lain tetep di larang, akhirnya beliau tanpa ijin ikut latihan Pscp di Madiun selama 6 bulan baru ngomong dan itupun ketika ibunya bertanya beliau jawab saja ikut latihan pencak silat Cempaka Putih yang pusatnya di Penekan Magetan! Eh diijinin, singkat kisah jadi warga sudah mas Yudhinya tahun 2002.

Jadi beliau ada 4 tahun nan setelah aku juga jadi warga Pscp, nyusul juga disyahkan, ia di syahkan di padepokan pusat sebagi bagian dari keluarga besar pencak silat Cempaka Putih Wiro Yudho Wicaksono!. Jadi beliau adik seperguruanku hehehehehe…!.

“Dan sejak Pscp masuk desaku, tawuran liar dan mabuk mabukan ndak ada lagi, jadi lurah dan masyarakat nyengkuyung kami untuk semakin mengembangkan Pscp di Madiun mas!” kisa mas Yudhi lebih lanjut.

“ya begitulah mas, setelah latihan cempaka putih itu-anak anak kampung saya jadi tertib baik baik ndak ada lagi drop dropan tawuran mendem mendeman!”.

Kami juga sempat tukar cerita tentang kasus 2008 saat rombongan truk truk bermuatan anak anak muda yang di duga oknum pesilat dari perguruan sedulur tua Pscp yang berpakaian sipil menyerang padepokan Lembah Lawu saat diadakan wisuda Warga baru, dan sang Dwija Wagiman keluar padepokan merapal mantram macan sewu langsung kabur ngacir saja semua rombongan penyerbu meninggalkan bumi panekan!.

Juga kisah kisah konyol lucu lainnya sepanjang perbincangan di temani teh hangat buatan Yanto punya yang uenak tenan pokoknya wakakakakaka!, kisah konyol dan lucu membahas tentang mas Yudhi yang mengisi liburan jauh jauh datang ke pedalaman Kalimantan timur.
“tenen mas, nek gak nde dulur cepe gak mungkin aku tekan kene heheheheh”, ya begitulah, seorang Yudhi Setiawan, pemuda Madiun yang kini menjadi pegawai RSUD Kab. Ponorogo itu mengakui betapa perguruan dan keluarga besar Pscp telah memberi pengalaman pahit, manis, asam asin yang mendewasakannya, padahal usianya masih muda, seusia adikku ragil, si Rhino, 27 tahun!.

GEMERICIK MAHAKAM MENYAPA

Setelah berbasa basi saling mengenalkan diri, kami bermain sebentar ke pelabuhan Melak, melihat kapal kapal motor yang bongkar muat di Mahakan Ulu, juga kesibukan para penumpang yang akan bertolak ke Samarinda sebentar lagi. Itupun setelah sowan sesepuh dari Wonogiri untuk meminta restu, diantar Yanto pastinya!
Udara di atas sungai terbesar bumi Borneo mendung, semilir angin utara berkesiung menerpa dedaunan dan pohon pohon di sepanjang tepian sungai yang memanjang hingga Samarinda!. Rumah rumah apung Nampak ikut surut.
Senja itu air Mahakam surut setengah lebih dari saat ia pasang, namun kapal kapal pontoon pengangkut batubara masih bisa melintas karena kedalaman airnya!. Alirannya Nampak jernih saat aku basuh tanganku di tepian dek pelabuhan! Ya seakan gemericik Mahakam menyapa saudara kami dari jawa atas kedatangannya berkunjung ke Kutai Barat, pedalaman kaltim nun di ujung pulau Borneo!.
Beberapa kali ambil foto foto dengan Nokon Coolpix L22 pinjaman dari adikku Rhino yang kerja di bagian Potter Bandara sepinggan Balikpapan!. Udara beranjak sejuk, aku tawarkan mas Yudhi pulang milir ke Samarinda naik kapal motor, ndak bisa mas, jawabnya nyengir, karena harus mengejar jadwal pesawaat dan juga harus bertemu warga warga senior Pscp Samarinda dan Balikpapan sebagai patok pancer perjuangan keluarga besar pencak silat Cempaka Putih di Kalimantan Timur tercinta!!!!.

BERPISAH

Kami berpisah, sempat aku serahkan sabuk putih polos untuk anak anak yang entar malem latiahan di Redjo Basuki, “jual aja separoh harga Yan, uangnya buat kas latiahan, beli air, atau lampu”
“ok mas thx….kami ntar malam juga akan menghubungi seluruh warga senior dan siswa agar merapat ke Redjo Basuki, kita semua pengen ibukota Kubar kita kuasai, biar Redjo Basuki jadi pilot project perjuangan pencak silat Cempaka Putih”
Aku undur duluan, aku jabat tangan mas Yudhi dan Yanto, berpisah, kembali ke kontrakan Melak, siap untuk kerja malam, udara mulai benar benar mendung bercampur sejuk saat semilir angin menerpa wajahku yang memacu motor!.
Special note:

@ thx beribu kali matur nuwun sembah bhakti atas  bukti bhakti mas Yudhi Setiawan warga Purwa 2002 dari Madiun, Jawa Timur yang telah jauh jauh meninggalkan kampung halaman guna nyengkuyung mendukung mensuport perjuangan keluarga besar pencak silat Cempaka Putih Kutai Barat Kalimantan Timur, jangan kapok bozz……ntar dateng lagi ke Kubar yaahh…….dapat salam nih dari dulur2 kampung Redjo Basuki Barong Tongkok Kutai Barat, Kaltim buat njenengan!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trisula Kembar

Sepasang Trisula Kembar, senjata yang menjadi lambangIkatan Pencak Silat Indonesia