Karate & Debus Banten
Ajang kompetisi terbesar olahraga Karete Dunia, Shotokan
Karatedo International Federation (SKIF) 2016 yang baru saja kelar di
laksanakan di Kemayoran, Jakarta Indonesia menyisakan sedikit kisah
menggelikan.
Peragaan Teknik Kata Oleh Peserta SKIF 2016
Atraksi Debus yang "mengerikan"
Ribuan Penonton dan Kontingen dari seluruh dunia (58
Negara), di buat tertegun dan matanya melotot tak berkedip dengan raut wajah
yang ngeri, manakala Tim Atraksi Pembukaan menampilkan Beladiri Khas Indonesia
yang bernama Debus, Teknik Silat yang paling Tua di Nusantara ini memaksa
adrenalin dan logika penonton untuk di aduk-aduk sampai batasan tertinggi
mereka!.
Bagaimana tidak, setelah atraksi seni tari dan berbagai
gelar budaya dengan lenggak lenggok gemulai seniman cantik , ganteng dan
menawan, rombongan Debus yang berpakaian khas Silat “mirip dukun santet di film
horror Indonesia”, menampilkan tari pencak seni dengan iringan Kendang
Kulon-nan, lalu atraksi memasuki fase memukau manakala pertarungan dengan
menggunakan senjata tajam yang putih berkilat merobek kulit daging para pelaku
Debus dari Banten!!!.
Bukannya tewas, atau memanggil petugas kesehatan, seorang
tetua malah maju, merapal mantram, lalu tangan ditempelkan ditempat luka
menganga yang mengucurkan darah segar, lalu ajaib, luka sirna, kulit daging itu
kembali segar bugar, hanya baju seragamnya saja yang masih koyak dengan sisa
darah yang masih memerah basah!!!!.
Hal yang menggelikan adalah, bisa-bisanya, ajang Dunia
Karate yang selalu penuh sponsor kelas wahid itu di buat terdiam (manakala
atraksi seni tari gemuruh tepuk tangan membahana senantiasa), namun manakala
orang lokal, tuan rumah menyajikan atraksi khas beladiri negeri sendiri, mereka
terdiam seribu bahasa, blangkemen, Teknik Tertinggi Debus dari Kulon itu seakan
membawa pesan singkat, walau pemuda dan remaja Indonesia serta Dunia gandrung dan bangga belajar Karate,
namun sesungguhnya masih ada jalur beladiri tertua di negeri ini yang tak kalah
hebat, namun masih Sinengker oleh waktu dan belum mendunia karena alasan etika
dan budaya!!!.
Saya pribadi marem, puas, melihat raut wajah karateka
seluruh dunia tak berkedip dan satu sama lain saling pandang seakan tak
percaya, manakala sabetan Clurit yang tajam berkilat menancap di perut pelaku
Debus mengalirkan darah, baju terkoyak, darah merembes sampai lantai dan di tampung
dengan kain, dan seketika juga bisa di sembuhkan hanya dengan doa dan usapan
telapak tangan, jika ilmu ini di kuasai serdadu Amerika sangat Mbebayani,
mereka akan makin jumawa dan makin sombong, untung ilmu itu senantiasa sinengker
dalam kurungan terlarang para tetua pendekar negeri ini yang secara bijak tidak
menyebarkan-nya kepada dunia dengan alasan demi menjaga perdamaian itu sendiri,
jikapun di sebar dan luaskan sebatas ilmu fisik dan olahraga beladirinya saja.
Dan untuk kanuragan sekelas Debus biar ia tetap terlelap
tidur, namun tetap setia membentengi negeri ini jika suatu saat ada gempuran
dari pihak luar siap untuk bangikt mempertahankan tanah tumpah darah negeri tercinta,
Indoneisa!.
Sesekali tampil dan pamer boleh-boleh saja, kayak di ajang
SKIF 2016 di Kemayoran Jakarat, Indonesia Agustus lalu, biar dunia tahu dan
tidak berani macam-macam dengan keramahan wong Indonesia, terutama Pencak
Silatnya, beladiri Indonesia itu walau kelihatan dan berkesan lemah lembut
namun mematikan, itulah pencak silat, ramah tamah namun tetap tangguh dan
sanggup menjadi benteng NKRI sampai tetesing Ludiro kang Pungkasan!!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar