Jumat, 03 November 2017

Kaca Benggala



KACA BENGGALA

Seorang jendral terkenal di masa dinasti Ming, senantiasa memenangkan segenap pertempuran, tak sekalipun ia kalah di medan laga, pulang dengan dada tegap tegak penuh kebanggaan, dilain pihak, seorang rekan jendralnya senantiasa kalah di segenap pertempuran dan menjadi bahan olok-olokan, manakala ada pertempuran yang kesekian kalinya, taktik sang jendral pemenang gagal total, jebol sudah benteng pertahanan pasukannya, kocar kacir dan mundur dari medan laga, musuh bak air bah datang, pasukan sang jendral yang senantiasa kalah terpaksa bersiaga , ia pun pasrah saja, satu-satunya jalan melarikan diri ia ledakkan, agar musuh tidak bisa memasuki ibukota, buntu sudah jalan, pasukan jendral yang selalu kalah terpaksa bertempur mati-matian, karena sudah tidak mungkin lagi mundur, tak disangka, pemimpin musuh dapat dibinasakan sehingga hilang semangat tempur balatentaranya karena ditinggal mati pemimpinnya, maka merekapun mundur, sang jendral yang selalu kalahpun menang perang!.
Sampai di istana ia mendengar kabar, rekannya, sang jendral yang selalu menang, bunuh diri menanggung malu, karena kalah, sebaliknya, saat sang kaisar menganugerahkan tanda jasa dan hadiah, ia masih tak percaya menang perang!......rasanya sangat sulit ia gambarkan….karena semua yang biasa mengoloknya kini balik mengelu-elukannya!.
Kisah diatas kami ceritakan kepada kawan-kawan atlit yang belum bisa menang di ajang seleksi dan kejuaraan pencak silat di Kutai Barat kemarin, tujuanya jelas, agar kawan-kawan yang belum menang tidak patah arang, kemenangan di atas matras bukan segalanya, namun proses dalam menempa diri manakala berlatih yang paling utama, seperti motto ajang seleksi kemarin “PRESTASI YANG PERTAMA, PENDIDIKAN YANG UTAMA”
Orang yang selalu gagal dalam setiap perjuangan dan usahanya, sejatinya masih menjalani proses, sehingga manakala di usahanya yang kesekian ia bisa berhasil, maka rasa bahagianya akan berlipat ganda, bagai nikmatnya minum dikala rasa haus yang menyengat hilang saat meneguk minuman segar!.
Satu Jiwa!
Wiro Yudo Wicaksono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trisula Kembar

Sepasang Trisula Kembar, senjata yang menjadi lambangIkatan Pencak Silat Indonesia